Mungkin salah satu pilihan yang gue punya saat itu adalah menjadi pelajar yang baik seperti anak murid pada umumnya. Tidak ada kesempatan PTN karena gue pun sudah menyadari kekuatan satu-satunya untuk bisa diraih dari olahraga sudah sirna. Tidak ada olahraga renang lagi ketika gue memilih untuk sekolah di swasta islam. Seketika itu gue membenci olahraga hingga gue berumur 26 tahun.
Mungkin gue masih menuntut orang-orang "eksternal" untuk bertanggung jawab dengan aturan/kebijakan yang mereka punya untuk gue jalani. Sampai saat ini-pun gue, terus mencoba menerima semua orang-orang "eksternal" ini tapi gue gak bisa. Alih-alih gue malah menyalahkan diri gue karena menjadi orang bodoh dengan nilai akademik yang pas-pasan sehingga kenapa gue harus menyalahkan orang-orang "eksternal" ini pula ?
Gue masih gak ngerti dengan konsep "hasil itu yg utama, proses belakangan. jika hasilnya bagus prosesnya bagus. jika prosesnya bagus, hasilnya ya bagus". Seakan-akan gue harus terus belajar untuk berlari ke jalan baru dan semua hal yang baru agar dapat hasil lebih cepat tanpa dipelajari dahulu dari perjalanan sebelumnya yang gagal. Gue sadar gue terus melakukan hal ini berulang kali tapi gue gak bisa lepas dari sini karena gue gak tau cara berhentinya.
Ya, Gue sudah sangat lelah dengan kehidupan gue yang seperti ini. Berat buat gue berkata ke dalam diri untuk berhenti dan menerima semua hal ini yang gue pun gak tau, gue harus mulai menerima darimana ?
Bahkan satu hal yang gue tuju sekarang pun gue gak tau. Jika ditanya kamu punya rencana apa? Pasti akan gue jawab karena berencana tidak sesulit dengan punya tujuan yang memang untuk dituju. Ntahlah.
Comments
Post a Comment