Ok semua ini berawal dari pekerjaan menjadi Tour Leader tahun 2016 yang saat itu gue statusnya jadi mahasiswi. Gue waktu itu seneng banget dikasih kepercayaan buat ngelead para tamu wisata ke Pulau Seribu. Basic gue bisa renang yang sekedar bisa aja. Bisa renang juga tiba-tiba bisa juga aja, teknik renang gue belajar di sekolah. Gak ada kursus apapun ya karena gak tau juga kalau ada les renang pas masih gue SMP.
Lanjut, gue temani para tamu dan koordinasi dengan Tour Guide untuk rangkaian acara 2 hari 1 malam. Gue cukup dipercaya saat itu oleh para tamu jadi gue dapet free banana boat dari Tour Guide karena para tamu gue pada mau naik banana boat. Selanjutnya agenda snorkling dan gue sangat amaze bisa photo dibawah laut.
Tahun 2023, gue balik untuk snorkling dan yes. Gue kesulitan untuk masuk nyelem dibawah laut dan gue sedih hasil photonya cuman 1 dan itu buram. Gak lama dari itu gue nyari info mengenai Scuba dan ternyata pricy buat gaji gue yang gak seberapa itu hiks. Namanya juga algoritma fyp tiktok, muncullah video tentang Freediving. Gue pun bingung apa itu freediving? Apakah Freediving itu adalah renang dibawah laut maksudnya? Tapi kenapa freediving gak pakai tabung kaya scuba? Apa freediving bisa buat semua kalangan? yaudahlah gue skip saja tentang freediving itu.
Lah muncul lagi konten freediving, gue jadi mikir dan cari lebih tau apa itu freediving. Gue chatlah langsung Tribuana Dive Center untuk booking latihan trialnya. Cukuplah nguras duit gaji yang gak seberapa ini. Tapi gapapa Scuba lebih mahal soalnya. Disaat mau bayar ada moment yaitu muncullah Sekolah freediving, dimana sekolah itu bisa latihan freediving setelah sesi materi selesai. Menurut gue, ini adalah jawaban gue menuju freediver. Lalu gue chat 2 sekolah freediving itu dan abis itu gue skip lagi. Gue skip karena mahal yaaaaa 4,5jt gue jadi mikirrrr.
Tahun 2024, gue memutuskan buat join komunitas renang jakarta karena gue cari di youtube dan instagram muncul kontennya ketika coach itu ngejelasinnya tentang renang dan itu masuk banget sama gue. Dia namanya Muhammad Fanny, gue panggilnya mas Fanny. Dia Coach renang daerah Jakarta Utara. Hari pertama gue join ternyata gue ketemu langsung dengan mas Fanny dan Founder komunitasnya mas Prama. Lanjut.
Otak gue tetep berpikir, "gimana caranya bisa nyelem klo nanti dilaut dan gimana caranya gue bisa ngambang tanpa napak kaki". Hari pertama gue langsung dituntun untuk masuk ke kolam 3m dan gue berhasil nyentuh dasar kolam dengan kaki gue waktu itu. Jujur gue masih takut karena gue gak bisa water trappen. Ok mungkin di pertemuan selanjutnya gue akan mulai tenang.
Pertemuan kedua dan ketiga, gue masih juga gak bisa 'masuk' renang dan gue masih takut jika gue gak napak. Akhirnya lagi-lagi ada video fyp freediving, kontennya itu dia bilang jika dia bisa berani renang didalam laut karena dia menggunakan fins. Itu artinya gue gak perlu lagi khawatir dengan water trappen meski ini gak ngejawab masalah gue, bukan berarti itu adalah alasan untuk tidak gue coba. Gak lama dari itu ya gue langsung hubungi 2 sekolah itu dan cari tau yang mana yang paling cocok buat gue saat itu. Akhirnya gue memutuskan untuk join sekolah freediving dengan harapan sesederhana itu.
Tepatnya gue ambil sertifikasi AIDA 2 dengan uang THR dibulan ke empat tahun 2024, ya karena gaji gue yang gak seberapa itu dan momentnya pas, jadilah gue cicil 1x setelah gajian dan cicilan ke 2 setelah THR cair. Mas Adit namanya dia Coach freediving gue. Gue belum transfer aja dia udah kasih link modul AIDA 2 ya gue baca aja dulu sambil nungguin THR gue cair. Itupun gue bayar cicilan ke dua pas sesi 1 dimulai. Gasss di post gue selanjutnya...
Comments
Post a Comment