Cerita Pengalaman Setelah Lulus Kuliah 2019



Assalamu'alaikum ..
Sudah lama banget gak sih gue gak lagi nulis di blog. Pada kangen gak? Hmmm...

Baik, gue sudah menceritakan pengalaman psikotes di bootcamp IT di jakarta pada post sebelumnya. Nah kali ini gue akan menceritakan pengalaman gue lagi dengan sudut pandang gue jadi cerita ini cukup sangat subjektif.

Pertama,
Setelah menyelesaikan studi 8 semester dengan sangat baik, bukan cumlaude. Gue berhasil meyakinkan para dosen penguji dan pembimbing jika skripsi gue layak ada di Indonesia. Pembahasan lanjut gue buat di blog yang berbeda ya. Setelah lulus sidang di akhir bulan September, pada bulan Oktober gue bisa nafas panjang meski rasa stress/beban masih nempel intinya belum bahagia lah meski nilai sidang gue A sekalipun. Lanjut, kelar skripsi gue balik lagi dong ke dunia sosial gue yang sebenernya yaitu jadi pelayan rumah makan padang punya orang tua gue. Mana pake dikasih gaji harian 10 ribu. Sebulan penuh itu gue juga masih ke kampus buat datengin temen gue yang pada sidang sekalian melepaskan diri dari nuansa jeratan skripsi yang menghantui.

Kedua,
Masuk bulan November, tepatnya awal november gue apply semua job yang ada di situs pencari kerja yang terkenal dan terpercaya itu. Berharap gue mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji yang memadai yang bisa gue tabung. Pada minggu ke dua, gue mendapatkan panggilan kerja hingga sampai minggu terakhir. Capek gak sih lo seminggu dapet undangan interview sebanyak 3x atau dalam sebulan bisa 12x dalam sebulan tapi lo gak lolos bahkan wawancara pun gak dikasih kesempatan, gmn? Pada akhirnya gue dapet kesempatan kerja di kementrian sebagai junior developer pada bulan Desember hingga Februari.

Ketiga,
Kerja atau magang gue gak tau status gue apa disana, gue dikasih kesempatan 2 bulan merasakan kerja di kementerian tanpa jadi PNS dulu. Allah itu Maha Baik, setelah 2 bulan berlalu gue mulai membersihkan diri dari kenangan kerja selama di kementerian selama seminggu. Maret gue nganggur lagi tapi dibulan Februari gue telah melakukan hal yang sama yaitu, apply job di situs web pencari kerja. Lagi dan lagi kembali, gue bisa 10x interview selama bulan Maret dan lagi-lagi gue kena PHP dong sama HRD nya. Disini gue hopeless gaes, pada akhirnya di minggu akhir dibulan Maret gue berkerja di Lembaga Sosial yang terpercaya di Indonesia. Gue udah pasrah tuh padahal karena gue udah 4x interview tapi belum juga dikasih informasi dengan jelas. Meski pada akhirnya tanda tangan kontrak juga.

Ternyata kalo rezeki gak akan kemana dan gue akan mencoba dengan sangat terbaik mungkin dengan sangat loh untuk menjadi Amil yang setia disana.

Kesimpulan:
1. Gue harus menunggu wisuda, itu menandakan gue emang udah bener-bener lepas dari skripsi.
2. Mencari lowongan kerja S1 lebih susah kalo selama di kampus hanya belajar tapi tidak asah skills untuk siap berkerja sesuai ilmu yang diambil.
3. Tetep, info lowongan kerja dari orang dalam lebih cus cuss cuss an.
4. Sebagai alumni mahasiswa yang kerjanya nguliah, LDK, dan komunitas kudu tau diri didunia kerja itu sangat berbeda meski tetep sangat bermanfaat dalam segi skills komunikasi dan networking nya.
5. Jangan gak mau kuliah hanya karena untuk kerjaan.
6. Sarjana bukan untuk gelar tapi karena sudah pernah belajar pada tingkat yang lebih tinggi.

Dan kesimpulan lainnya kamu bisa komentar dibawah ini. Berbagi pengalaman juga sok atuh..

Terima kasih cemuaaah muuawh..

Comments

  1. hallo kak artikelnya bagus boleh kah saya bertanya sedikit mengenai ldk itu seperti apa ya sistemnya ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo, LDK itu kepanjangan dari Lembaga Dakwah Kampus yg merupakan sebuah institusi organisasi kemahasiswaan internal kampus yang terdapat di tiap-tiap perguruan tinggi di Indonesia. Sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia pasti mempunyai LDK. Tiap-tiap perguruan tinggi, nama LDK juga bisa berbeda-beda

      Delete

Post a Comment