REVIEW FILM JOKER 2019

Menanggapi tulisan yang dibuat oleh
Nanda Insadani, menurut gue ini review film yang
terlengkap dan sangat mewakili gue banget sih. Kalian bisa langsung baca apa yang dia tulis di facebook tanpa gue edit tulisan yang telah dia buat *plek* gue kopas diblog gue dan gue udh izin untuk repost. Silahkan membaca:


Nanda Insadani
Siapa pun yang takut dan cemas terhadap sosok Joker, apalagi menganggap Joker seorang penjahat, adalah bangsat.
===
Tulisan berikut hanya boleh dibaca bagi yang sudah menonton atau tidak tertarik ke filmnya. Bagi yang belum dan masih penasaran sama kisahnya, jangan baca. Ini spoiler.
1. Arthur Fleck (Joker) adalah salah satu tokoh fiksi paling baik yang pernah saya temui. Tujuan hidupnya sederhana tapi tidak mudah: membuat siapa saja tersenyum dan bahagia.
2. Arthur memiliki penyakit, dan itu bukan bawaan lahir. Namanya Pseudobulbar Affect (PBA), yang merupakan semacam penyakit saraf di mana si pengidap tidak bisa mengontrol emosi atau menyesuaikan ekspresi terhadap situasi. Itulah kenapa ia sering tertawa tanpa pandang keadaan, sehingga kerap membawanya ke dalam masalah. Tawanya juga bukan tawa yang menyenangkan, Tawanya sangat sakit dan membuat tenggorokannya seakan hendak melompat keluar.
3. Tentu saja semua karena masa lalunya Arthur yang sangat kelam. Ia sering menerima perlakuan kasar dan kekerasan dari kekasih ibunya dulu (konon ibunya diam saja karena ibunya gila). Tubuhnya penuh lebam dan membekas hingga ia dewasa. Itulah yang membuat saraf di otaknya terganggu sehingga tak mampu mengendalikan tawa.
4. Kehidupan Arthur sangat perih dan penuh luka. Katanya ia tak pernah merasa bahagia. Saya sangat yakin siapa saja jika ada di posisi Arthur hanya akan memiliki dua pilihan: menjadi Joker atau bunuh diri.
5. Luka yang didapat Arthur begitu banyak. Berikut saya sebutkan berdasar yang ditampilkan dalam film:
- Arthur dikeroyok dan dibully oleh sekumpulan pemuda di kotanya. Kenapa? Hanya karena ia seorang badut pinggir jalan dan kelihatan konyol.
- Arthur ditipu dan dijebak oleh teman kerjanya sehingga membuat ia dipecat dari pekerjaan yang paling disenanginya.
- Arthur adalah orang miskin, tinggal di apartemen yang kumuh. Ibunya sakit-sakitan.
- Arthur pernah dimarahin oleh seorang ibu-ibu karena dianggap mengganggu anaknya, padahal ia hanya ingin membuat si anak tertawa.
- Arthur selalu disepelekan dan dipandang sebelah mata.
- Arthur dianggap tidak bisa melawak dan lelaki yang aneh.
- Tak ada seorang pun yang peduli dengan dirinya dan kehidupannya.
- Arthur dihajar oleh tiga pria genit karena dianggap menertawakan mereka saat sedang menggoda perempuan asing.
- Arthur diperlakukan tidak beradab dan hina saat bertemu dengan bapaknya calon Batman, dan kemudian ditonjok wajahnya dengan sangat keras.
- Arthur dipermalukan di acara talkshow nasional populer karena tampak konyol dan melawak garing.
- Arthur menerima kenyataan pahit: ia hanya anak adopsi dan ibunya telah berbohong sepanjang hidupnya (ini masih diperdebatkan).
- Pada akhirnya, Arthur hanya sendiri, tak punya siapa-siapa kecuali dirinya sendiri.
6. Dan ini yang perlu digarisbawahi: Arthur tidak pernah berniat membunuh dan menyakiti siapa pun. Ada pun orang yang memang pantas "dimatikan" sejak awal di hidupnya adalah Randall, rekan kerja yang bangsat.


7. Berikut saya sebutkan siapa saja yang telah dibunuhnya beserta penjelasannya:
- Pertama kali yang dibunuhnya adalah tiga pria genit yang menghajarnya karena merasa terganggu dengan tawanya. Terlihat dari wajah Arthur di situ ia sangat merasa tersakiti dan menderita. Kemudian Arthur menembak mereka bertiga secara mendadak. Itu pun karena ia membawa pistol (revolver) yang diberikan oleh Randall.
- Arthur membunuh ibunya (atau sebenarnya bukan ibunya?) karena sudah menutupi kebenaran sepanjang hidupnya dan tega begitu saja ketika anaknya menerima kekerasan fisik.
- Arthur membunuh Randall dengan sebuah gunting. Adegan ini sungguh bikin ngeri. Tapi setelah saya pikir-pikir, Randall adalah biang dari berbagai masalah Arthur. Randall memberikan Arthur pistol dengan dalih perhatian sebagai teman untuk jaga diri. Padahal itu jebakan sehingga ia dipecat karena bosnya beranggapan ia berbahaya. Karena pistol dari Randall-lah Arthur membunuh 3 pria genit tadi dan juga membunuh Murray (akan saya jelaskan).
- Arthur membunuh Murray yang merupakan artis idolanya (presenter talkshow tadi). Kenapa? Murray mengundang Arthur ke acaranya hanya untuk mengolok-olok dan memerpermalukan Arthur secara nasional. Kok gitu? Ya namanya juga manusia bangsat. Demi materi acara.
- Arthur membunuh psikiater yang tidak membantu masalahnya sama sekali, malah membuat semuanya terasa runyam. (ini masih menjadi perdebatan, apakah benar dibunuh atau tidak).
8. Pada akhirnya, Arthur memang seorang pembunuh, tapi tidak suka membunuh. Lah kok?
- Saat membunuh Randall, ia tidak membunuh rekan yang datang bersama Randall, si Garry cebol. Ia menyuruh Garry pulang dan membukakan pintu untuknya. Kalau di film lain atau orang yang berbeda, Garry pastilah dibunuh juga. Kenapa? Karena Garry adalah saksi mata. Ia sangat bisa melaporkan pembunuhan tersebut ke polsek terdekat. Tapi tidak bagi Arthur. "Kau satu-satunya orang baik bagiku, Garry." Begitu kata Arthur.
- Saat membunuh Murray, Arthur tidak membunuh orang lagi yang ada di sekelilingnya. Ia hanya membunuh orang yang menurutnya memang pantas dihilangkan dari dunia penuh kebusukan ini. Ia tidak ingin orang lain menjadi korban selanjutnya dari para orang-orang berhati busuk tadi.
Maka, begini saya menyebutnya, Joker adalah guilty hero, pahlawan penuh dosa. Sebab kata saya tadi pilihannya hanya dua, dan itu sama-sama lubang dosa (kalau mengesampingkan hukum agama, ya tak ada yang namanya dosa). Dan hei, siapa yang tidak berdosa di antara kalian? Silakan maju. Begitulah, seperti yang pernah ditanyakan Yesus kepada para manusia yang merajam seorang pelacur.
Jadi, bagi siapa pun yang punya kenalan atau teman yang seperti Arthur (Introvert, punya penyakit mental, yang tidak punya siapa-siapa, yang aneh, yang garing), jangan takut pada mereka, jangan jauhi mereka, apalagi sampai membully mereka. Please stop it now! Mereka hanya butuh kehangatan, pengertian, kepedulian, kejujuran, kebaikan, kesopanan dari kita. Hei, bukankah tak ada bedanya kebutuhan kita dengan Arthur?

Comments