Mari Bahagia :)



Dahulu gue itu anaknya pendiam sampai sekarang juga. Dahulu juga gue anaknya gak jelas dan sampai sekarang pun juga. Bahkan dulu itu gue sering banget ditolak dalam hubungan sosial dilingkungan teman maupun keluarga besar. Hah sakit ya, gue gak tau harus kemana lagi, usaha yang bagaimana lagi, dan cara apalagi agar mereka bisa menerima gue waktu itu. Iya waktu itu gue masih anak remaja SMP yang gak tau mau kemana, gak mengerti apa itu dunia, apalagi tentang kehidupan.

Hari demi hari gue jalani dengan kesendirian, itu menyakitkan, melihat orang-orang sekitar tertawa lepas dengan satu sama lainnya. Lah gue? Cuma bisa tidur dan itu mungkin salah satu media kebahagiaan gue saat itu. Sulit juga gue hadapi ini sendirian tapi siapa juga sih yang mau dengerin gue? Boneka kesayangan? Iya bener. Benda mati yang setia dengerin cerita gue meski dia gak akan kasih feedback tapi setidaknya gue merasa punya teman.

Mungkin beberapa diantara kalian pernah mengalami apa yang gue alami dan lebih parah dari gue. Nah, Satu Persen sudah membahas caranya untuk mengatasi rasa kesepian itu dan kalian bisa coba langsung dengarkan di video ini :


versi arikel >> memahami dan mengatasi kesepian

Lanjut, Hari terus berjalan hingga setiap kejadian pahit yang menumpuk pada hidup gue, bisa membuat gue berpikir ‘ini salah dan ini gak boleh diteruskan’. Boom! Gue berantem dengan diri gue sendiri atas perilaku dan sikap orang lain yang ‘gak adil’ ke gue. Disatu sisi pun gue merasa, apakah gue yang salah selama ini? Apakah gue yang terlalu berharap untuk selalu didengarkan? Hingga gue lupa bahwa gak selamanya setiap manusia bisa meluangkan waktu penuh untuk satu orang. Menerka-nerka kesalahan pun membuat kepala gue semakin sakit dan sulit buat gue untuk tidur lebih tenang. Oh God, Help me.

Hingga satu kejadian yang membuat pandangan gue berubah, ketika gue menemui teman gue yang sedang punya masalah namun masih bisa melayani orang lain yang bercerita kepadanya. Ini salah satu pembelajaran gue untuk bersikap mendengarkan dahulu lebih banyak agar gue bisa bertoleransi dan menghargai pandangan yang orang lain miliki. Bahkan atas sikap yang menurut gue itu ‘tidak adil’ sekalipun, Gue pun berpikir, gimana orang bisa dengerin gue cerita jika gue aja tidak bisa mendengarkan ceritanya. Nah pentingnya untuk bersikap open-minded bahkan untuk open-minded sekalipun gue rasa tidak butuh pengkuan untuk keren-keren-an. Menurut gue bersikap open-minded itu ada manfaatnya, yaitu:

1. New Insight :
Asli lo akan nemuin wawasan, pandangan, dan pelajaran bagus untuk pengembangan hidup lo sendiri.

2. Optimis :
Kalau ini sih udah jelas optimis akan membuat lo lebih percaya diri dan akan terus berusaha melakukan yang terbaik.

3. Emosi Stabil :
Lo akan lebih sehat secara fisik maupun jiwa karena lo akan selalu mencoba memahami dan bersikap sewajarnya terhadap hal-hal baru.

Daaaan sejauh gue menemukan kebahagiaan, gue emang butuh banyak waktu hingga gue bisa menyadari diri ini bahwa gue gak hidup sendirian didunia. Bersosialisasi seharusnya bukan sesuatu hal yang jadi beban jika dihadapkan pada penolakan sekali pun. Terima saja, karena tidak selamanya kita harus menyenangkan banyak orang atau kita yang tidak seharusnya menuntut orang lain untuk menerima kita. Yuk mulai merima diri sendiri, mencintai diri sendiri, hingga orang lain merasakan aura cinta yang kita punya. Hidup ini pilihan dan aku memilih untuk bahagia :)






Salam Sehat Jiwa!

Comments